Istitha’ah dalam Ibadah Haji serta Implikasinya terhadap Penundaan Keberangkatan Jamaah Haji di Sumatera Barat
Abstract
Mazhab Hanafi memberikan tafsiran istitha’ah dengan bekal, kendaraan dan aman dalam perjalanan. Mazhab Maliki memberikan tafsiran sehat jasmani yaitu dengan berjalan kaki untuk sampai ke Baitullah. Mazhab syafi’i menafsirkan dengan bekal, kendaraan dan aman dalam perjalanan dan Mazhab Hanbali dengan bekal dan kendaraan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya perbedaan pendapat antara Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali adalah karena berbeda dalam menafsirkan kata istitha’ah dalam surat Ali- Imran ayat 97. Mazhab Hanafi memberikan tafsiran istitha’ah dengan bekal, kendaraan dan aman dalam perjalanan. Mazhab Maliki memberikan tafsiran sehat jasmaniyah itu dengan berjalan kaki untuk sampai ke Baitullah. Mazhab Syafi’I menafsirkan dengan bekal, kendaraan dan aman dalam perjalanan serta Mazhab Hanbali dengan bekal dan kendaraan. Implikasinya adalah penerapan sistem waiting list (daftar tunggu) adalah untuk mengantisipasi terjadinya ketidakamanan dalam perjalanan ibadah haji. Kalau seandainya diberangkatkan juga maka terjadi desak- desakan dalam menunaikan ibadah haji sehingga keamanan dari jamaah haji tidak bisa dipastikan.Tujuan pemerintah dengan adanya sistem waiting list juga untuk kemaslahatan bagi jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji.
Full Text:
PDFReferences
al-A’ajami, Abu Yazid Abdul Zaid. 2012. Akidah Islam Menurut Empat Mazhab. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
Al-‘Aini, Abi Muhammad Mahmud bin Ahmad. 1990. Al-Banayah Fi Syarh al-Hidayah, Beirut: Dar al-Fikri. Cet II.
Abdullah bin Qudamahal-Maqdisy, Alkafi Fi Fiqh Al Imam Ahmad Bin Hanbal, Beirut: Al Banayah Al Markaziyah, 1992
Abdul Rahman al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Arba’ah, Beirut: Dar Al-Ilmiyah, 2003.
Abdurrahman. 1997. Perbandingan Mazhab, Bandung: SinarBaruAlgensindo.
Al-Andalusi, Abu al-Walid Muhammad Ibn Ahmad ibn Rusydi Al-Qurthubi. t.th. Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqhtasyid, Beirut: Dar Al-Fikr.
Al-Bajdi, al-Walid Abu. 1999. MuntaqaSyarahMuwatta’. Bairut: Dar al- Kutub al- ‘Ilmiyyah.
Al-Jaziri, Abdurrahman. 1996. Fiqh Empat Mazhab. Jakarta: Darul Ulum Press. Cet I
Malik, Imam. 1595. Al-Muwatta’. Beirut: Dar al- Fikr.
An-Nawawi, Abu Zakaria Muhyiaddin ibn Syarf. t.th. Al-Majmu’, Beirut: Dar Ihyai al- Turats al-‘Arabi.
____________. Majmu’ Syarh al-Muhazzab, Beirut: Bait Al-Afkar ad-Dauliyah.
Sabiq, Sayyid. 2013. Fiqih Sunnah 3. Jakarta: Tinta Abadi Gemilang.
____________. 2015. Fikih Sunnah 3. Jakarta: Cakrawala Publishing.
____________. 2004. Fiqh Sunnah, Jakarta: Darul Fath
Supriyadi, Dedi, 2008, Perbandingan Mazhab dengan Pendekatan Baru, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Asy-Syafi’i, Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Penerjemah: Edy Fr Rahmatullah, 2008, Musnad Imam Syafi’i, Jakarta: Pustaka Azzam.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana.
_____________. 2009, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana. Ash-Syaukani, Muhammad Al-Imam. 1994. Nail Al-Authar. Semarang : CV. Asy-Syifa. Cet
I
Syiddieqy, Hasbi. 1973. Pokok-Pokok Pegangan
Imam-Imam Mazhab Dalam Membina
Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang Zuhaily, Wahbah. t. th. Al-Fiqh al-Islam wa
Adillah. Damaskus: Dar al-Fikr
| Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (13-26)
Asy-Syafi’i, Imam Abi Abdullah Muhammad
IbnuIdris.1971. Al-Umm, Beirut: Dar Al-
Kutub al-Ilmiyyah. Juz II.
http://webhaji.com.info/daftar-jumlah-waiting-
list-keberangkatan-jamaah-
haji.html,2017
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 IJTIHAD
Ijtihad by Fakultas Syari'ah UIN Imam Bonjol Padang is licensed under a Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)
EDITORIAL OFFICE
Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang
Kampus III UIN Imam Bonjol Padang
Jl. Balai Gadang Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat 25171