HUKUM QADHA SHALAT SUNAH FAJAR SETELAH SHALAT SUBUH STUDI KOMPARATIF IBNU QUDAMAH DAN IBNU ABIDIN

Muhammad Danil

Abstract


Perbedaan pendapat antara Ibnu Qudamah dan Ibnu Abidin tentang hukum mengqhada shalat sunah fajar setelah shalat subuh. Ibnu Qudamah memboleh mengqadha shalat sunah fajar setelah shalat subuh dan Ibnu Abidin tidak membolehkan. Jenis penelitian ini library research tanpa melakukan penelitian lapangan. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode Munaqasah Ad-Adillah dan Tarjih. Menurut Ibnu Qudamah hadits yang dipakai oleh Ibnu Abidin tentang larangan mengqadha shalat setelah subuh tidak bisa dijadikan hujjah karena hadits tersebut hadits mursal dan kebolehan tersebut hanyalah taqrir dan bukan langsung dari Nabi. Ibnu Qudamah menggunakan Qiyas yaitu bahwa Nabi SAW pernah mengqadha shalat sunah Zuhur dan dikerjakan setelah Asar. Nabi SAW sibuk mengurus delegasi kaum Tamim, tetapi Ibnu Qudamah juga membolehkan mengqadha setelah matahari terbit apabila ada alasan tertentu. Ibnu Abidin menggunakan hadits yang shahih tentang larangan mengqadha shalat setelah shalat subuh, alasan Ibnu Abidin karena dikawatirkan akan menyerupai ibadah orang kafir. Ketika matahari terbit dan terbenam merupakan dua tanduk syetan dan orang kafir menyembah pada waktu itu. Pendapat yang rajih adalah pendapat Ibnu Abidin yang menetapkan hukum mengqadha shalat sunah fajar dilarang setelah shalat subuh, karena haditsnya shahih dan Nabi mengqadha shalat sunah tersebut setelah terbit matahari.


 

Keywords


Qadha;Shalat Sunah Fajar

Full Text:

PDF

References


Abu Abdullah Malik bin Anas, Abu Abdullah, 1989, Muwaththaj.2,, Beirut: Dar al-Fikr. Al Albani, Muhammad Nashiruddin, 2007, mukhtasar shahih Muslim, jus1, penerjemah. KMCP Imron Rosadi, Jakarta: Pustaka Azzam. Al Qurthubi, Syaikh Imam, 2008, Tafsir Al Qurthubi, Jakarta: Pustaka Azzam. Amin, Muhammad, 2003, Raddul Mukhtar, Lebanon: Dar Alam Al- Kutub. As-siba’i, Mustafa, Al-Hadist Sebagai Sumber Hukum. Al-Asqalani, IbnuHajar, 2008, Fathul Bari’ jilid 3, Jakarta: Pustaka Azzam. Badran, Abdul Qadir, Terjemah Syekh Muwafak Mualif Al-Mugni Dalam Al- Mugni,Barut, Libanon: Darul Kutub. Departemen Agama RI, 2008, al-Quran, al-Qarim, Surabaya: Duta Ilmu. Hasan, Ali, 2002, Perbandingan Mazhab, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Ibrahim Al-Hifnawi, Muhammad, 2002, Fiqih Shalat: Bimbingan Menuju Shalat yang Sempurna, Jakarta: AkademikaPressindo. Ismail, Shuhudi, 1992, Metode Penelitian Hadist Nabi, Jakarta: Bulan Bintang. Malik bin Anas, Imam, 2006, Al Muaththa’ Imam Malik, Jakarta: Pustaka Azzam. Jung Nurshabah Natsir, Analisis Kualitas Hadist Dan Ketetapan Penyandaran Dalil Pada Ceramah Ustaz Maulana (Kajian Pada Ceramah Islam Itu Inda), Journal of Indonesian Hadist Studies. Qudamah, Ibnu, 2007, al Mugni Terjemahan, alih bahasa oleh Ahmad Hotib dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, cet. 1. Qudamah, Ibnu, 1997, Al Mughni, Turki: Dar Alamul Kutub. Safri, Edi, 1999, Al-Imam al-Syafi’Metode Penyelesaian Hadis-Hadis Mukhtalif, Padang: IAIN Imam Bonjol Press, cet.1 Safri, Edi, 2014, Metode memahami Sunnah, Jurnal ulunnuha, vol. 3, Maret. Ash-San’ani, Muhammad bin Ismail al- Amir, 2014, Subulus Salam Syarah Bulughul MaramTerj. Muhammad Ismail jilid 1, Jakarta: Darus Sunah.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Moefty : Jurnal Perbandingan Mazhab dan Hukum

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Flag Counter

Moefty Visitor

Creative Commons License

Moefty by Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang is licensed under a Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)

EDITORIAL OFFICE

Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang

Kampus III UIN Imam Bonjol Padang

Jl. Balai Gadang Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat 25171