Tradisi Mahiyeh Anak Daro (Pengantin Baru) Dalam Pernikahan Adat Ditinjau Dari Hukum Islam
Sari
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya tradisi mahiyeh anak daro (pengantin baru) di Jorong Lancang Kenagarian III Koto Aur Malintang Kecamatan IV Koto Aur Malintang Padang Pariaman, bukanlah sebagaimana mahiyeh anak daro (menghias pengantin) yang dilakukan pada umumnya, tetapi dengan mahiyeh anak daro maka anak daro bisa cantik dengan pamanih, dapat mamaga (melindungi) diri anak daro dari orang yang berniat jahat atau sihir dengan mantra-mantranya dan juga dapat mengetahui apakah anak daro yang dihiyeh tersebut masih gadis atau tidak. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang berlokasi di Jorong Lancang Kenagarian III Koto Aur Malintang Kecamatan IV Koto Aur Malintang Padang Pariaman. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah anak daro, tuo anak daro, orang tua anak daro dan ninik mamak, dan objek penelitian ini adalah tradisi mahiyeh anak daro. Total populasi penelitian ini berjumlah 18 orang, dan untuk sampel penulis menggunakan teknik total sampling. Sumber data dalam penelitian ini ialah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui wawancara, kuesioner, studi kepustakaan dan dokumentasi dengan menggunkan teknis analisis data deskriptif kualitatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa tradisi mahiyeh anak daro (pengantin baru) ini ada yang dibolehkan dalam Islam dan ada yang tidak dibolehkan dalam Islam. Alasan dibolehkannya ialah karena memenuhi syarat etika berhias dalam Islam,, tidak menimbulkan mafsadat dan menghilangkan mashlahat, tidak menimbulkan kesulitan sehingga dapat diterima masyarakat Lancang dan berlaku umum. Alasan tidak dibolehkannya karena terdapat unsur syirik yaitu adanya mantra-mantra.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Abdul Latif Al-Brigawi, Fiqh Keluarga Muslim Rahasia Mengawetkan Bahtera Rumah Tangga, Jakarta: Amzah, 2014, Cet ke-2.
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencanalu, 2012, Cet ke-5.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Bukhari,
Shahih Bukhari, Beirut: Burj Abi Haidar
Abu Zahrah, Muhammad, Ushul Fiqih, Terj,
Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011.
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1999.
Ali Imran, Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Walimah Perkawinan Adat Minangkabau di Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatera Barat, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009.
Dahlan, Abd. Rahman, Ushul Fiqh, Jakarta: Amzah, 2011.
Djazuli, H.A., Nurul Aen, Ushul Fiqh: Metodologi Hukum Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000.
Effendi, Satria M. Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2005.
H.S.A. Al-Hamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Pustaka Amani,
Herimanto, Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Jasman Saputra Dt. Basa Randah, Ninik Mamak, Wawancara (Via Telefon), Oktober 2018
Jasman Saputra Dt. Basa Randah, Ninik Mamak, Wawancara (Via Telefon), 17 Oktober 2018
Jumantoro, Totok, Munir Amin, Samsul Kamus Ushul Fikih, Jakarta: Amzah, 2009
Mahmud Mahdi Al-Istanbuli, Kado Perkawinan, Terj, Jakarta: Pustaka Azzam, 2013.
Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Sanusi, Ahmad , Sohari, Ushul Fiqh, Jakarta: Rajawali Press, 2015.
Shidiq, Sapiudin, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2014.
Sulaiman Rasjid, Fiqh Ibadah, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994.
Wahhab Khallaf, Abdul, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Terj, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996).
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##