Fleksibilitas Hukum Keluarga Islam di Sudan: Analisis Batas Usia Perkawinan dan Pembagian Warisan dalam Perspektif Komparatif dengan Indonesia

Abstract

Penelitian ini membahas sistem hukum keluarga di Sudan dengan fokus pada dua isu sentral, yaitu batas usia perkawinan dan pembagian warisan, serta membandingkannya dengan praktik hukum keluarga di Indonesia. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, analisis historis, dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum keluarga di Sudan merupakan hasil sintesis antara syariah Islam, adat lokal, dan warisan sistem hukum kolonial Inggris. Dalam penetapan batas usia perkawinan, hukum Islam di Sudan menerapkan prinsip fleksibilitas dengan mempertimbangkan kematangan fisik dan mental calon mempelai, tanpa menetapkan batas usia baku, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan sosial masyarakat. Sementara itu, sistem pembagian warisan di Sudan mengadopsi metode talfiq dan takhayyur, yang memungkinkan penggabungan pendapat dari berbagai mazhab demi tercapainya keadilan dan relevansi sosial. Pembagian warisan yang memberikan porsi lebih besar kepada laki-laki didasarkan pada tanggung jawab ekonomi yang lebih besar, bukan sebagai bentuk diskriminasi gender. Studi ini juga menemukan bahwa, meskipun sama-sama berbasis syariah, terdapat perbedaan kontekstual antara praktik hukum keluarga di Sudan dan Indonesia. Temuan ini menegaskan pentingnya fleksibilitas dan adaptasi hukum Islam dalam merespons dinamika sosial, budaya, dan politik lokal, sehingga hukum keluarga tetap relevan dan mampu melindungi hak-hak anggota keluarga secara adil di masyarakat modern.